Jumat, 18 Maret 2016

Book Review : Intelegensi Embun Pagi by Dee Lestari


sumber : m.bukalapak.com
Yeay finally I got it! Intelegensi Embun Pagi (IEP) ini udah saya nanti dari tahun kemarin, begitu tau udah terbit, langsung cus toko buku walaupun gagal dapat edisi ttd Dee huhu. Oh ya oh ya langsung aja ceritanya ya, berawal dari Ksatria, Putri & Bintang Jatuh sebagai pembuka, lalu disusul Akar, Petir, Partikel, Gelombang dan akhirnya lahirlah Intelegensi Embun Pagi sebagai penutup seri Supernova yang udah digarap Dee lima belas tahun terakhir. Disini kita diajak nemuin jawaban dari kepingan pertanyaan dan misteri yang ada di seri sebelumnya. 

Jadi, setelah Gio dapat petunjuk dari upacara Ayahuasca di Lembah Suci Urubamba, dia memutuskan kembali ke Indonesia. Pertemuan dengan Dimas Reuben di Jakarta, membawa Gio berkenalan dengan Toni dan Ferre yang punya beberapa rahasia di balik identitas misterius Supernova. Sedangkan Di Elektra Pop Bandung, terapi listrik yang dilakukan Elektra ke Bodhi memicu memori mereka tentang Asko. Karena takut terjadi sesuatu yang mengerikan, mereka meminta bantuan Bu Sati, tapi karna bantuan itu, malah membuat Elektra benci sama Bodhi hmm.

Di Bogor, Zarah kembali ke rumah masa kecilnya yang penuh memori akan Firas, ayahnya yang hilang dua belas tahun lalu. Dengan bantuan seseorang, terpecahkan juga teka-teki yang disimpan Firas dalam jurnal-jurnalnya selama ini. Sementara itu, Alfa yang sedang dalam perjalanan menuju Indonesia, bertemu dengan Kell, teman Bodhi yang meninggal terkena ranjau bom di Vietnam. Dia mengungkapkan sesuatu yang tidak terduga tentang wanita idamannya, Ishtar. Berbagai peristiwa yang terjadi mempertemukan mereka dalam satu tempat untuk menuntaskan misi yang belum terselesaikan.

Berbeda dari cover seri sebelumnya yang lebih dominan warna hitam, kali ini IEP hadir dengan warna putih mutiara, yang katanya menggambarkan tokoh baru di cerita ini. Di novel ini pun, ada beberapa kejutan yang terjadi seperti munculnya Peretas baru, terkuaknya identitas Infiltran-Sarvara-Umbra dengan mendetail, dan yang seru apa lagi kalau bukan bumbu asmara Peretas Gerbang dan Peretas Kunci hihi. Buat saya, penutup seri ini cukup bagus, walaupun banyak cerita yang kurang menantang, gak kayak ekspektasi awal (mungkin karna imajinasi saya yang berlebihan haha). Cerita tentang Bumi, anak Simon Hardiman, juga mengambang begitu aja hmm. But, overall saya tetep mengagumi cara Dee bercerita dan melakukan riset buat menghasilkan mahakarya Supernova ini hehe Two thumps!!. Btw, ngasi tau ending novel bukan kewenangan saya jadi buat kamu pengikut Supernova dan penasaran sama petualangan Para Peretas bisa langsung cus baca. Happy reading! :))

Fyi, seri favorit buat saya masih dipegang Ksatria, Putri & Bintang Jatuh, si Akar dan Gelombang hihi

2 komentar: